Target dan Pencapaian Sebagai Ibu Rumah Tangga
Target dan Pencapaian Sebagai Ibu Rumah Tangga. Sewaktu masih bekerja, saya tidak asing dengan kata target dan pencapaian. Setiap pekan selalu membuat laporan pencapaian, apakah target pekan ini tercapai. Jika tercapai, maka akan membuat target baru untuk dikerjakan bulan berikutnya. Semuanya dikerjakan secara sistematis, mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, evaluasi pencapaian. Jadi, saat saya ditanya mengenai target yang berhasil dicapai, saya tinggal menyerahkan laporan.
Pertama kali pindah zona, dari zona karyawan ke zona ibu rumah tangga, saya seperti “lepas†kendali dan tidak membuat target. Saat itu, saya masih beradaptasi dengan kegiatan baru. Aah, siapa bilang jadi ibu rumah tangga itu mudah? Ternyata bagi saya, perlu waktu satu tahun untuk adaptasi dan bisa lebih ajeg dalam melangkah.
Target Pendidikan Anak
Awal tahun 2019, saya tidak membuat target pribadi yang berkaitan dengan seputar pekerjaan sampingan sebagai narablog atau pekerjaan seputar content creator lainnya. Saya lebih fokus pada persiapan si sulung masuk Sekolah Dasar. Saya sibuk mengantar Fathan les baca tulis dan berhitung dan target kami, Fathan bisa lulus level 4 sampai akhir semester ini. Targetnya, Fathan siap saat belajar di SD. Namun, target hanyalah target, karena ini adalah target bersama, bukan target saya pribadi hingga saya tidak bisa memaksakan Fathan untuk mengikuti target kami bersama. Walaupun begitu, saya tetap berusaha untuk bisa memenuhi target bersama ini.
Kegagalan kedua, saat target memasukkan Fathan ke SDIT yang diincar. Saat itu, saya sempat patah hati berkepanjangan. Agak lebay ya, tapi memang menurut perhitungan saya, SDIT itu sesuai budget dan pola pendidikannya untuk Fathan. Ternyata, Allah Swt. punya sekolah lain yang terbaik untuk Fathan. Saya banting setir memasukkan Fathan ke Sekolah umum, dan prosesnya lancar tanpa hambatan. Walaupun masih ada kekecewaan tertinggal, saya tetap berusaha. Alhamdulillah, sekarang ternyata Fathan sudah resmi jadi siswa SD dan dalam seminggu waktu orientasi murid baru, tampaknya dia sudah bisa beradaptasi dengan baik. Walaupun mungkin bagi orang lain, hal ini tampak sepele tapi bagi saya, ini merupakan pencapaian tengah tahun yang saya apresiasi karena berhasil mengantarkan si sulung masuk SD dengan tanpa banyak drama pada masa orientasinya.
Target Keuangan
Sebagai ibu rumah tangga, saya tetap punya target keuangan. Walaupun, sekarang saya tidak punya penghasilan sendiri sebanyak sebagai karyawan, saya tetap punya target keuangan dari hasil sebagai narablog. Target keuangan saya yang pertama, saya ingin melunasi utang. Sebenarnya dari tahun kemarin, saya berjuang melunasi utang kartu kredit, dan alhamdulillah saya berhasil melakukannya. Ternyata dengan tekad dan kuat dan fokus, saya malah berhasil membayar utang kartu kredit tatkala saya sudah tidak bekerja penuh di sebuah perusahaan. Saya malah bisa menyisihkan pendapatan sebagai freelancer (bloger, buzzer) untuk membayar utang. Ternyata besar kecilnya pendapatan itu belum tentu membuat kita lebih dan bisa membayar utang. Bagi saya ini sebuah pencapaian tengah semester yang mesti saya apresiasi sebagai seorang yang tidak punya penghasilan tetap setiap bulannya.
Nah itu, pencapaian pada pertengahan tahun 2019 yang ingin saya apresiasi. Mungkin bagu orang lain, gitu aja udah bangga, tapi bagi saya pribadi yang setiap hari berjibaku dengan kesibukan sebagai ibu rumah tangga, di antara teriakan anak-anak dan tumpukkan cucian dan setrikaan, dua hal remeh temeh ini ingin diapresiasi sebagai pencapaian pertengahan tahun 2019.
Semangaaat menuntaskan target2 kaaak, memang kalau sudah jadi ibu nggak lagi memikirkan tentang dir sendiri namun jadi supermom. Semoga selalu lancar rezeki ngeblognya yaa
Mungkin target selain dibarengi dengan ikhtiar juga kepasrahan sama Allah ya mba. Aku dulu pernah menargetkan sesuatu dan ternyata aku gagal mendapatkan mimpi tersebut. Terlebih sejak punya anak aku seperti menurukan ekspetasi ku yang penting aku sudah berusaha dengan keras memberikan yang terbaik. Tetap semangat ya mba, nggak sendirian kok. 🙂
aamiin, makasih masukannya,mba
Wah, semoga tercapai semua ya mbak, memang lebih sempurna apabila profesi IRT tapi berpenghasilan juga. Sangat membantu untuk keuangan keluarga.
wuhuuuu
selamat membahagiakan diri dengan setumpuk target di tahun 2019 ya mbak raniiii
aku pun juga ada target di akhir tahun ini: lulus kuliah…
semoga kita sama2 dimudahkan ya mbaaak…
aamiin aamiin aamiin
aamiin, lancar ya target lulus kuliahnya Rhos
Mnatp mbak, memang IRT itu kerjanya banyek seklai tapi tetap saja orang menganggapnya bukan sebuah pekerjaan. Tapi kalau IRT nya kayak mbak Rani keren nih
Semangat terus mbak ngeblog dan ngeyoutubenya
makasih dukungannya, mba
Sekecil apapun target yang diraih tetap berharga, terus semangat mencapai target-target selanjutnya. Sukses selalu ya.
Tapi kita harus optimis bisa melakukan kegiatan apapun mba, selalu berdoa dan bertawakal itu kuncinya.
Saya juga selalu men-support sepupu yang mau lanjut sekolah.
Karna pendidikan itu penting untuk masa depan.
Sukses selalu iya mba. 🙂 🙂
aamiin
Waaah, memang membuat target sangatlah berat, entah itu target kehidupan atau target dalam membuat karya. Mesti konsisten kita untuk menyelesaikannya. Semangat ya, Mbak! Semoga sukses!
semangat jugaaa
Ini sih ibu rumah tangga keren namanya, meski di rumah uda banyak banget mobilitas lain, tp tetep fokus, keren banget
Keren Mbak Rany aku jg jd diingatkan dengan target2 sbg ibu rumah tangga. Ternyata targetnya itu bukan utk pribadi kita ya tapi lebih ke arah kepentingan keluarga baik itu soal finansial maupun pendidikan anak. Aku juga mulai mumet soal sekola walau msh planning tahun depan masuknya, rencananya dua anak sekaligus haha
Keren mbak salut aku bisa melunasi utang KK. Sampai sekarang aku ga berani punya KK soalnya! Next buat artikel cara melunasi utang KK Mbak, pasti banyak yg butuh
Ibu rumah tangga memang profesi mulia. Keliatannya doang santai di rumah. Tapi, sebagai ibu harus punya target dan pencapaian juga. Semangat moms!
Teh Rany peluukk.. Aku pun sedang berusaha melunasi hutang, saat kerja di kantor malah gk bisa bayar dengan konsisten, dipake lagi dipake lagi.
Skrg insya alloh tinggal sedikit lagi terbebas dr tagihan bulanan.